Sejak kematian ayah dan ibunya, Ambar dan Dika pindah ke sebuah panti jompo milik sahabat orang tua mereka dan anaknya, Agus. Panti Jompo Masa Toea merumahi tiga orang; Nenek Ani, Kakek Farid, dan Oma Ida. Ketiganya diurus oleh Rani, seorang suster yang juga pacar Agus. Tidak lama setelah kepindahan Ambar dan Dika, cucu Oma Ida, Arthur, datang untuk merayakan Idul Fitri bersama sang nenek. Ambar yang kini memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal mistis, secara tidak sengaja mendapatkan penglihatan dari masa lalu yang terjadi rumah panti tersebut. Ia tanpa sengaja melihat seorang perempuan Belanda yang mengalami sebuah kejadian tragis di masa penjajahan Jepang. Setelah kejadian penglihatan tersebut,serangkaian kejadian mistis pun mulai menghantui Ambar dan seluruh penghuni panti jompo, terlebih setelah mereka menemukan sebuah patung tanpa kepala di ruang bawah tanah beserta dengan piringan hitam yang berisi lagu menyeramkan. Di Hari Lebaran, keadaan semakin mencekam ketika Ambar dan penghuni panti menemukan salah satu dari mereka meninggal tragis penuh darah. Tragedi kelam di hari lebaran itu membuat semua orang panik,tiba-tiba seluruh keselamatan penghuni panti terancam. Ambar dan sisa penghuni panti dituntut untuk menyelesaikan misteri kelam yang terjadi pada masa lalu di panti tersebut, sebelum entitas jahat yang penuh dendam mengambil kepala mereka.