Setelah tinggal di kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh, Shafi yang baru berusia empat tahun dan kakaknya, Somira, sembilan tahun, memulai perjalanan berbahaya menuju Malaysia. Bersama sekelompok pengungsi Rohingya lainnya, mereka memiliki harapan bisa kembali berkumpul dengan keluarga mereka yang tercerai-berai. Berhari-hari lamanya mereka terombang-ambing di atas perahu penyelundup yang penuh sesak, hingga sebuah insiden di laut membuat keduanya terdampar sendirian dan tersesat di Thailand. Namun, kebaikan orang-orang yang mereka temui, serta keteguhan hati mereka sendiri, menuntun pada satu hal: mereka tak pernah benar-benar sendirian di dunia, meski jauh dari rumah. After living in a Rohingya refugee camp in Bangladesh, four-year-old Shafi and his nine-year-old sister Somira embark on a perilous journey to Malaysia with a group of fellow Rohingya in the hope of reuniting with their scattered family. They spend seemingly endless days on an overcrowded smugglers’ boat until an incident at sea leaves them alone—and lost—in Thailand. But the kindness of the people they meet along the way, and their own indomitable spirit, reveal to them that they are never alone in the world, no matter how far from home.