Bagas pulang ke kampungnya setelah sekian lama di pondok pesantren untuk menghidupkan kembali kegiatan keagamaan serta meluruskan Kembali norma sosial yang sudah hilang di kampungnya. Dia ditemani dengan sahabatnya, Ayu dan Hadi. Tapi usaha Bagas itu mendapat pertentangan yang ekstrem dari Wirya, orang kaya di kampungnya, sebab dirasa mengganggu kepentingan mereka. Akhirnya Wirya dan anak buahnya bersepakat untuk menyingkirkan Bagas, dengan dibantu enam orang lainnya mereka mempersekusi Bagas hingga tewas. Jenazah Bagas lalu dibuang ke sungai di bawah jembatan. Tapi alangkah terkejutnya mereka, dari masjid terdengar shalawat Asyghil yang biasa dilantunkan Bagas Ketika menjelang azan subuh. Mereka penasaran dan langsung mendatangi masjid. Mereka ketakutan melihat Bagas yang ternyata masih hidup! Mereka semakin ketakutan ketika dua orang diantara mereka ditemukan tewas dengan sangat mengerikan. Sejak itulah teror Bagas yang selalu mengendarai sepeda dan membunyikan belnya menghantui mereka.