Ketika jatuh cinta setengah mati pada seseorang dan ingin menyatakan perasaan kepadanya…itu memalukan sekali.” Itulah yang selama ini dipercayai oleh Guy sebelum berjumpa dengan June, gadis yang membuatnya terpaksa menelan kata-katanya sendiri lalu berniat mengungkapkan perasaannya langsung. Akan tetapi, sahabat baiknya justru mendahuluinya! Bagaimana pun, dunia belum berakhir. Guy sanggup menunggu. Selama Guy melajang, June selalu dekat dengan seseorang. Ketika June memutuskan pacarnya, Guy kebetulan sudah berpacaran dengan orang lain. Ketika Guy memutuskan pacarnya, June lagi-lagi sudah punya kekasih. Tahun-tahun berlalu dan mereka berdua semakin menjauh. Guy berpikir ia sudah merelakan June dan melupakannya. Namun, setelah bertemu June sekali lagi, Guy menyadari ia selama ini hanya jalan berputar-putar. Yang lebih menyakitkan, June kini sudah bersama dengan pria yang sangat baik bernama Pete. Seakan takdir mempermainkan mereka, tak sudi membiarkan keduanya untuk bersatu. When you fall head over heels in love with someone so hard and need to confess your feelings to them…it’s so damn awkward.” This is what Guy had always believed in before he met June, the girl who makes him want to eat his words and reveal all his feelings to her. However, his best friend beats him to it! Anyway, life doesn’t end there. Guy can wait. While Guy is single, June is seeing someone. When June ends her relationship, Guy already happens to be dating someone else. When Guy breaks up with his girl, June is in a relationship…again. Over the years they both lose touch with each other. Guy thinks he has already gotten over June and moves on. But after he runs into June again, Guy realizes he has been moving on in a circle all along. To add more salt to the wound, June is currently with Pete, a super nice guy. It’s like fate keeps playing tricks on them, never giving them a break to be together.